Masa Kecil di Tanah Kelahiran

9

Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin adalah salah

satu pesantren terkemuka di Rembang yang terletak

di Leteh dan didirikan oleh kakeknya sendiri KH. Bisri

Mustofa, seorang ulama besar dan penerjemah pertama

Alqur’an dalam Bahasa Jawa. Pembelajaran di sekolah

dasar

memerlukan

waktu

enam

tahun

sementara

pembelajaran di Madrasah Diniyah membutuhkan waktu

setahun lebih lama. Karena harus menamatkan Madrasah

Diniyah yang waktunya lebih lama dari sekolah dasar

dan Gus Yahya mendaftarkan diri ke Madrasah Diniyah

ketika memasuki tahun kedua di sekolah dasar, Gus

Yahya memilih melanjutkan pendidikan lanjutannya tetap

di kampung halamannya, yaitu di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri 1 Rembang, sekolah umum terbaik

di sana untuk jenjangnya pada saat itu.

Ketika menjalani masa kecil di Rembang, Gus Yahya

kerap diajak oleh dua orang pamannya: Kiai Adib Bisri dan

Kiai Labib untuk “menyantri kilat” di Krapyak, Yogyakarta,

saat masa libur sekolah datang. Ketika itu, pamanya

masih mondok di sana. Pengalaman ini membuat dirinya

mengenal lebih awal pesantren tersebut dan sosok KH.

Ali Maksum –ulama besar yang karismatik dan sangat

dihormati oleh warga Nahdliyin. Kelak, pesantren inilah

yang menjadi tempat Gus Yahya melanjutkan studinya

sembari belajar di sekolah umum yang ada di Yogyakarta

sampai pada jenjang perguruan tinggi.